/* */

Da'wah Haq

Menuju Cahaya Sunnah Bermanhaj Salafus Sholeh

Minggu, 29 Maret 2009

Memelihara Syaitan Di Rumah Kita




"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 169)


Ya, ternyata di rumah kita ada syaitan, malahan kita memeliharanya, kita membelainya agar tidak ada kotoran yang melekatinya, kita memandanginya setiap hari bahkan ketika kita sedang mengantuk sekalipun. Dan bahkan ketika kita sedang gundah atau tertekan karena menghadapi suatu masalah, kita 'merasa' mendapatkan ketenangan dan hiburan. Ya itulah televisi. Tapi jangan terburu menyalahkan televisi, karena menurut Al-Qur’an, syaitan adalah makhluk yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji. Yaitu yang terdiri dari jenis jin dan manusia. Jadi televisi hanyalah alat bagi para syaitan itu. Demikian juga dengan internet dan video game.

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS.Al-Anam : 112).

Inilah yang menjadi biang keladinya. Televisi tidak akan bisa merusak taqwa kita kepada Allah Sub-haanahu wa ta'ala bila saja televisi tidak diprogram oleh manusia-manusia yang bersifat syaitan tadi.

Di televisi kita bisa melihat berbagai tayangan penuh kemaksiatan. Berbagai acara ditayangkan di televisi yang tidak berhenti menjadi corong syaitan untuk men-syi'arkan kemaksiatan, antara lain:

  1. Acara panggung musik: Musik dan nyanyian baik dangdut ataupun pop sama-sama menampilkan goyangan pinggul si penyanyi plus baju minim dan/atau ketat. Isi lagunya pun terkadang risih kita dengar karena berbau mesum dan mengajak kepada perzinaan.


  2. Film impor dan sinetron lokal: Berisi cerita-cerita yang penuh dengan kisah pergaulan bebas (pacaran), kekerasan, hidup glamour, mabuk-mabukan dan kemaksiatan lainnya yang dikemas bersama para ‘bintang’ yang rata-rata cantik dan mengumbar aurat yang terbuka untuk memuaskan mata penontonnya. Walaupun mungkin ada maksud pembuat film untuk 'mendidik' masyarakat tentang keburukan hidup bermaksiat tadi, tapi justru yang sering adalah menampilkan sisi 'kesenangan hidup' bermaksiat tadi dan semakin banyaklah penonton yang menirunya.


  3. Info dunia hiburan: Menampilkan berita hiburan yang penuh dengan ghibah/gosip seputar kehidupan selebriti lengkap dengan tampilan gaya hidup maksiat-nya. Bahkan pernyataan artis yang setuju pergaulan bebas maupun presenter yang kebanci-bancian ditayangkan secara terbuka. Ada juga berita tentang wanita-wanita yang mengikuti kontes ratu sejagad (miss universe) dengan penampilan yang sudah termasuk kategori menyebarluaskan pornografi.


  4. Reality Show: Banyak berupa peng-idolaan (pem-berhalaan) terhadap artis-artis yang menjual 'dirinya' (minimal suara dan kecantikan mereka) agar penonton tertarik memilihnya. Bahkan pernah ada juga acara yang menampilkan seorang pria kaya dan ganteng memilih seorang wanita tercantik dan terseksi dari sekumpulan wanita yang berusaha menarik hati si ganteng dengan caranya masing-masing. Acara gaya barat ini sangat merendahkan martabat para wanita yang sesungguhnya tidak pantas mengejar-ngejar pria seperti itu.


  5. Tayangan Misteri: Tidak mau ketinggalan dengan para syaitan berbentuk manusia, para aktor dan aktris dari jenis jin ini—walaupun bukan penampilan aslinya – ikut meramaikan dunia televisi dengan spesialisasinya yaitu membudayakan syirik. Penonton diajak percaya secara cepat atau lambat terhadap kehidupan mistik seperti ruh orang mati bisa membalas dendam atau masih bisa menolong orang hidup dsb. Penonton juga diajarkan untuk takut kepada kekuatan atau penampakan jin agar mau memberi sesaji, patuh dan melakukan perbuataan syirik lainnya. Bahkan ada sinetron religius pun ikut-ikut menyebarkan takhayul dengan menyebar cerita-cerita tentang kejadian aneh.


  6. Iklan: Hampir semua iklan memancing perilaku konsumerisme/boros. Itu menjadi semakin buruk ketika juga menjadikan tubuh manusia sebagai komoditas. Korbannya kebanyakan adalah wanita yang hanya menjadi obyek tontonan belaka. Sudah itu, di televisi masih ditambah pula dengan iklan plus 'iming-iming' dosa besar berupa syirik oleh sebab mempercayai ramalan bintang, ramalan jodoh, ramalan hidup dan sebagainya seperti yang diiklankan para penyelenggara sms berlangganan. Bahkan iklan bisa secara gratis diberikan stasiun televisi ketika menayangkan rubrik tentang pengobatan secara gaib/alternatif.

Akibat buruk dari tayangan-tayangan yang disebutkan di atas adalah berubahnya orientasi dan tujuan hidup kaum Muslimin:
  1. Terbiasa dengan tayangan yang melalaikan ibadah kita. Bahkan untuk sholat saja kita seringkali tidak tepat waktu atau bahkan meninggalkannya karena acara TV yang menarik pada waktu-waktu adzan dikumandangkan.

  2. Membiasakan meniru (tasyabbuh) cara dan gaya hidup kaum kuffar misalnya budaya hedonis atau mengejar kesenangan belaka, berpakaian terbuka, bergaul bebas antara pria wanita bukan mahram dan akrab dengan makan dan minuman haram.

    "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka." (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari shahabat Abdullah bin 'Umar radhiyalloohu 'anhuma dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' No. 6025)

    Tasyabbuh merupakan suatu perbuatan yang mewariskan sikap kecintaan kepada yang ditirunya. Bila ini menyangkut masalah agama, maka sangat beresiko dengan keimanan kita yang dapat menjadi murtad karenanya.

  3. Menjadikan hidup konsumtif (glamour) sebagai gaya hidup. Materi pun dipertuhankan untuk memelihara gaya hidupnya. Akibatnya, banyak orang tak lagi mampu memilah mana rejeki yang haq dan mana yang bathil karena keserakahannya menumpuk harta untuk gaya hidup berfoya-foya.

  4. Mengejar impian/angan-angan menjadi terkenal dan disanjung-sanjung misalnya dengan menjadi selebritis namun dengan menghalalkan berbagai cara. Kasus muslimah Indonesia yang mengikuti kontes miss universe adalah contoh bagaimana seorang wanita yang rela tubuhnya dipamerkan agar memperoleh status wanita tercantik sedunia, terkenal dan tentu saja menjadi kaya raya.


  5. Hidup penuh kemusyrikan. Dalam mencari rejeki, jabatan, kesembuhan dan jodoh seringkali orang memerlukan jasa dukun, paranormal atau kyai berperilaku dukun dan lupa bahwa Allah tidak ridho dan akan mengazab-nya karena perbuatan itu.

    "Barangsiapa yang mendatangi dukun dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW’. " (Shahih. HR. Abu Dawud 4904, An-Nasai dalam Al-Kubra, At-Tirmidzi 135, Ibnu Majah 639 dan dishahihkan oleh Al-Bani dalam Al-Irwa’ 2006).

    Mendatangi dukun adalah perkara besar. Sekedar datang bertanya saja maka selama 40 malam shalat kita tidak diterima. Dan bila mempercayai ucapannya akan memurtadkan kita. Maka jangan kita tertipu dengan perkataan mereka yang menyatakan bahwa mereka memiliki karomah dari Allah karena banyak ibadah apalagi bila ibadah yang diada-adakan (bid'ah). Sesungguhnya karomah tidak bisa 'dipesan' dan digunakan setiap saat karena memang tidak pernah dipelajari dan datangnya pun atas kehendak Allah ketika orang tersebut dalam keadaan sempit. Jangan pula tertipu dengan perkataan yang menyatakan bahwa ilmunya adalah ilmu putih yang dibantu oleh jin muslim. Karena pada dasarnya bantuan jin beragama apapun tidak dibutuhkan oleh orang beriman karena sifat jin yang mengajak manusia kepada kekufuran. (lihat al-Qur'an surat Jin:6).

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia. (QS.An-Naas : 1-6)

Wallaahu a’lam bishshowab. (Ibnu AQ/Buletin Jum'at, 17 Jumadil Ula 1426 (24 Juni 2005))